Puisi Masa Kini, Cintaku yang Hilang
Cintaku yang Hilang
Dalam ruang sunyi, ku mencari
Jejak cinta yang pernah berseri
Namun masa kini, ia tak lagi terdengar
Kehilangan ini, aku tak mampu terima
Cinta yang dulu mengisi hatiku
Kini terbang melayang tanpa jejak
Seperti angin yang tak dapat kusentuh
Sungguh, ia kini semakin jauh
Di era ini, cinta berubah wujud
Dalam dunia maya yang tak nyata
Terhubung lewat layar dan kata-kata
Hati-hati jadi pecahan yang tak bisa terangkap
Aku merindukan sentuhan nyata
Bukan hanya emotikon dan kata-kata
Cinta tak lagi mengalir dalam tatap mata
Hanya tinggal kenangan, seperti kabut yang terlupa
Pergilah cintaku yang hilang entah ke mana
Kini biarlah ku hadapi kekosongan
Namun di hati, aku tak ingin berdiam
Mencari kepingan cinta yang hilang di masa kini
Mungkin cinta akan hadir kembali suatu hari
Dalam wujud yang baru dan menggairahkan
Tapi untuk kini, biarkanlah hati ini bersedih
Menyusuri lorong kehilangan yang tak terbilang
Cintaku yang hilang, kau tetaplah berarti
Meski kini tak lagi ada di sisiku
Kubawa kenangan indah yang terpatri
Dan mendoakanmu bahagia di dunia yang sepi
Hilangnya cintaku, sungguh tak terduga
Tapi dalam kehilangan, ku temukan diri
Kini kutahu arti kesendirian yang mencerahkan
Mengenalmu, mencintaimu, dan kini melepaskanmu
Baca juga puisi berikut :
Puisi di atas menggambarkan perasaan penulis terkait hilangnya cinta dalam masa kini. Puisi ini mencerminkan perasaan kehilangan dan kerinduan akan cinta yang dulu ada, namun sekarang telah lenyap.
Puisi ini memulai dengan suasana sunyi di mana penulis mencoba mencari jejak cinta yang pernah memancar keceriaan.
Namun, di masa kini, cinta itu tidak lagi terasa dan terdengar. Penulis menggambarkan kehilangan ini sebagai sesuatu yang sulit diterima.
Penulis merindukan kehadiran cinta yang dulu mengisi hatinya. Namun, dalam zaman ini, cinta tampak berubah bentuk. Hubungan hanya terjadi di dunia maya, melalui layar dan kata-kata.
Penulis merasa bahwa cinta ini tidak lagi memiliki kehadiran yang nyata, seperti angin yang tak dapat disentuh.
Puisi ini mengekspresikan kerinduan penulis terhadap kehadiran fisik yang nyata dalam hubungan.
Penulis merindukan sentuhan nyata, tatap muka yang mendalam, dan interaksi langsung yang tidak hanya terbatas pada dunia maya.
Keadaan ini meninggalkan hati penulis hampa, seperti kabut yang terlupa.
Penulis merelakan cintanya yang hilang pergi entah ke mana. Meskipun menghadapi kekosongan, penulis enggan berdiam diri.
Ia tetap mencari kepingan-kepingan cinta yang hilang di masa kini, berharap untuk menemukan kembali makna dan kehangatan yang telah lenyap.
Meskipun penulis menyadari bahwa cintanya yang hilang mungkin akan hadir lagi di masa depan, ia tidak ingin mengabaikan perasaan sedih yang ada saat ini.
Penulis memilih untuk menghadapi kekosongan ini dengan kesedihan, menjelajahi lorong-lorong kehilangan yang tak terhitung.
Meskipun cinta telah hilang, penulis tetap memberikan makna dan arti penting dalam hidupnya.
Penulis membawa kenangan indah yang terpatri dan mendoakan kebahagiaan bagi cinta yang telah pergi.
Hilangnya cinta ini membawa penulis untuk menemukan jati diri dan menghargai keberadaan dirinya sendiri.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perasaan penulis terkait hilangnya cinta dalam masa kini.
Puisi ini mencerminkan perjalanan emosional penulis yang melalui kekosongan, kesedihan, dan refleksi diri.
Meskipun cinta telah hilang, puisi ini memberikan harapan bahwa cinta baru dan kebahagiaan mungkin akan datang di masa depan.
No comments